Kamis, 20 November 2014

Konsep Komputer Supported Cooparative Work

Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. [1]. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. Menurut [2], CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial. Definisi yang diajukan [3] mempertegas perbedaan di antara dua konsep ini :
Salah satu bentuk umum konseptualisasi sistem CSCW adalah dengan mengamati konteks dari penggunaan sistem tersebut. Contohnya adalah matriks CSCW, yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1988 oleh Johansen; dan juga muncul pada [4]. Matriks dimaksud membagi konteks sebuah "work" ke dalam dua dimensi yakni waktu dan lokasi. Dimensi waktu dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada waktu yang bersamaan (sinkron), atau berbeda (asinkron). Dimensi lokasi dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada tempat yang sama, atau

Referensi
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Computer_supported_cooperative_work

Internet Addiction

I.    PENDAHULUAN
Melihat semakin diminatinya social media dan game online membuat tak banyak orang menjadi kecanduan akan internet. Kini, internet merupakan satu-satunya sumber yang paling praktis dan bahkan dewasa kini, internet semakin sulit dipisahkan dari kehidupan sosial dari kalangan muda hingga dewasa. Internet juga mampu mengubah pola pikir dan prilaku seseorang. Begitu luasnya dunia menjadi mudah terjamah dengan mudah. Dari fenomena addiction atau kecanduan yang terjadi sebagai dampak interaksi manusia dan internet yang memiliki factor etiologi yaitu cognitive-behavioral model, neuropychological model, compensation theory dan situational factor. Dan juga memiliki beberapa jenis adiksi.
II.    ANALISA DAN PEMBAHASAN
INTERNET ADDICTION
Internet addiction digambarkan sebagai gangguan control impuls, yang tidak melibatkan penggunaan obat memabukkan dan sangat mirip dengan patologis. Beberapa pengguna internet dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan teman-teman online mereka dan kegiatan yang mereka buat dari layar computer mereka. Pengguna internet dapat menghubungkan jarak yang jauh seakan dekat sebagai contoh dapat berkomunikasi secara virtual, mengobrol melalui chatroom, mengakses informasi secara cepat dan bahkan parahnya lagi ada perkuliahan secara online dimana mahasiswa tidak perlu lagi datang ke tempat perkuliahan cukup bertatap muka melalui internet. Banyak pengguna internet yang menghabiskan berjam-jam meneliti berbagai topic menarik yg ada di internet atau blogging. Blogging adalah penyusutan dari istilah ‘’web blogging” dimana seseorang akan menulis sebuah peritiwa, penelitian dan komentar.
Mirip dengan adiksi lainnya, mereka yang menderita internet addiction akan mengunakan dunia fantasi virtual untuk terhubung dengan orang-orang nyata melalui internet.
•    Faktor etiologi
-    Cognitive-behavioral Model: Kecanduan teknologi sebagai bagian dari kecanduan perilaku: kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan (kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh). Dari perspektif ini, pecandu internet ditampilkan arti-penting kegiatan, sering mengalami keinginan dan perasaan disibukkan dengan internet saat offline. Ia juga menunjukkan bahwa menggunakan internet sebagai cara untuk menghindari perasaan mengganggu, mengembangkan toleransi internet untuk mencapai kepuasan, mengalami penarikan, kapan mengurangi penggunaan intenet, penderitaan saat meningkatnya konflik dengan orang lain karena aktivitas, dan kambuh kembali ke internet juga tanda-tanda kecanduan. Model ini telah diterapkan pada perilaku seks tersebut, berjalan, konsumsi makanan, dan perjudian.
-    Neuropsychological Model: Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet asalkan ia memenuhi siapa pun dari tiga kondisi berikut:
(1) salah satu akan merasa bahwa lebih mudah untuk mencapai aktualisasi diri secara online daripada di kehidupan nyata,
(2) salah satu akan pengalaman dysphoria dan depresi setiap kali akses ke internet rusak atau kusut berfungsi,
(3) orang akan mencoba untuk menyembunyikan waktu penggunaan yang benar nya dari anggota keluarga.
-     Situational Factors: Faktor situasional berperan dalam pengembangan kecanduan internet. individu yang merasa kewalahan atau yang mengalami masalah pribadi atau yang experince mengubah hidup acara seperti divorve arecent, relokasi, atau kematian dapat menyerap diri dalam dunia maya yang penuh fantasi dan intrik
-    compensation theory



Referensi
http://ruangpsikologi.com/gangguan-kecanduan-internet/

 
Putri Melly Chynthia Blogger Template by Ipietoon Blogger Template
Pink Bow Tie